Saturday, May 17, 2025

Ojek Online Hari Ini: Drama, Realita, dan Harapan di Jalanan

 

ojek online

Halo, sobat pembaca setia lovehaji
Hari ini gue pengen ngobrolin soal sesuatu yang pasti udah jadi bagian hidup banyak orang—yup, ojek online! Dari yang cuma jadi pilihan transportasi sampai jadi sumber penghasilan utama, ojek online udah jadi fenomena sosial GoNews yang nggak bisa kita cuekin.

Gue yakin banget, sebagian besar dari lo pasti pernah naik ojek online, kan? Mau itu karena telat bangun dan buru-buru ke kantor, atau karena mager jalan ke minimarket, tinggal klik-klik aplikasi, dan abang ojek datang dengan senyum dan helm tambahan. Tapi di balik layanan cepat dan mudah itu, ada banyak cerita yang nggak selalu manis.


Ojek Online: Lebih dari Sekadar Transportasi

Dulu, kalau mau kemana-mana ya kita harus nyetop ojek pangkalan atau nunggu angkot lewat. Tapi sejak kehadiran ojek online—sebut saja Gojek, Grab, Maxim, dan lain-lain—hidup jadi lebih praktis. Dari rumah ke kantor, nganter anak sekolah, sampai kirim dokumen atau pesen makanan, semua bisa lewat aplikasi.

Buat para driver, ojek online juga jadi ladang rejeki. Banyak yang dulunya pengangguran, sekarang bisa kasih nafkah buat keluarga dari hasil ngojek. Tapi, jangan kira semua semulus itu ya…
 

Tarif Turun, Beban Naik
Belakangan ini, banyak driver ojek online yang teriak soal tarif yang makin turun. Beberapa bahkan bilang, “Kita kayak kerja rodi.”

Bayangin aja, tarif per kilometer yang dulu bisa 2.000–3.000 rupiah, sekarang katanya cuma 1.200–1.500. Itu belum dipotong bonus yang makin susah didapat, biaya bensin yang naik, dan sistem bagi hasil yang—kata banyak driver—nggak adil.

Gue sempat ngobrol sama salah satu driver yang mangkal di dekat stasiun. Namanya Bang Anto. Beliau bilang:

    “Dulu sehari bisa bawa pulang 200 ribu bersih. Sekarang 100 ribu aja syukur. Itu juga ngebut dari pagi sampe malam.”

Miris ya, sob. Padahal kerja mereka nggak main-main—panas-panasan, hujan-hujanan, bawa penumpang dengan tanggung jawab tinggi. Tapi penghasilan mereka nggak selalu sepadan sama usaha yang dikeluarin.


Bonus dan Insentif: Dulu Manis, Sekarang Pahit

Waktu pertama kali ojek online booming, driver dimanjain sama bonus harian dan mingguan. Bahkan ada yang bisa dapet sampai jutaan rupiah sebulan cuma dari insentif. Tapi sekarang? Hmm…

Beberapa driver bilang sistemnya makin ribet. Harus ngejar poin, harus dapet order di jam-jam tertentu, dan lokasi tertentu. Kalau nggak sesuai, ya bye-bye bonus.

Dan parahnya lagi, kadang sistem aplikasi juga suka error. Ada yang bilang aplikasi “main tolak” orderan, bikin performa mereka turun, yang ujung-ujungnya berpengaruh ke insentif.


Penumpang Juga Bingung: Harga Naik atau Turun?
Sementara para driver ngeluh soal tarif yang makin turun, penumpang juga ngerasa harga ojek online suka nggak masuk akal. Pernah nggak sih lo pesen ojek dari titik A ke B yang biasanya 10 ribu, eh tiba-tiba jadi 30 ribu karena hujan atau jam sibuk?

Nah, itulah. Sistem dynamic pricing ini memang menyesuaikan dengan permintaan dan kondisi lapangan. Tapi buat kita yang tiap hari ngojek, kadang ya bikin dompet menangis juga.

Beberapa netizen sempat viral di Twitter (eh, X) karena cerita mereka soal harga ojek online yang melonjak. Bahkan ada yang bilang, “Ini sih bukan ojek online, tapi jet pribadi!”
 

Aksi Mogok dan Unjuk Rasa
Karena banyak yang ngerasa diperlakukan nggak adil, beberapa waktu lalu sempat ada demo besar-besaran dari para driver ojek online. Mereka tuntut kejelasan soal tarif, insentif, dan perlindungan kerja. Ada juga yang minta supaya status mereka diakui sebagai pekerja tetap, bukan mitra doang.

Bener juga sih, ya. Kalau ada kecelakaan di jalan, yang nanggung biaya siapa? Perusahaan atau driver sendiri? Gimana kalau ada masalah dengan penumpang yang nggak sopan atau bahkan berbahaya?

Soal ini sebenarnya udah sempat jadi perhatian pemerintah. Tapi kayaknya sampai sekarang belum ada regulasi yang benar-benar ngebela driver. Mereka masih ada di zona abu-abu.
 

Cerita Seru di Jalanan
Tapi jangan sedih dulu! Di balik kerasnya kehidupan sebagai driver ojek online, banyak juga cerita lucu dan mengharukan.

Ada kisah berita ojek online driver yang rela nganterin makanan ke rumah sakit dan nolak dibayar karena tahu pembelinya lagi susah. Ada juga driver yang nyanyi-nyanyi di jalan dan bikin penumpang ketawa sepanjang perjalanan.

Beberapa bahkan jadi viral dan punya followers setia di TikTok karena konten mereka yang kreatif. Dari nyanyi, ngobrol santai, sampai kasih motivasi hidup. Salut banget sama semangat mereka!
Harapan untuk Masa Depan

Buat gue pribadi, ojek online itu udah kayak tulang punggung transportasi sehari-hari. Tapi kayaknya udah saatnya semua pihak—perusahaan, pemerintah, dan masyarakat—ngobrol bareng dan cari solusi bareng.

Driver butuh perlindungan, penumpang butuh harga yang wajar, dan perusahaan juga pastinya pengen untung. Harus ada keseimbangan. Jangan sampai yang satu diuntungkan, tapi yang lain terpinggirkan.

Gue sih berharap, di masa depan:

  •     Tarif ojek online bisa lebih manusiawi.
  •     Driver dapet jaminan kesehatan dan asuransi kerja.
  •     Penumpang dapet layanan yang aman dan nyaman.
  •     Sistem aplikasi lebih transparan dan adil.

Yuk, Lebih Peduli!
Next time lo naik ojek online, coba deh sapa drivernya. Tanya kabar, ucapin terima kasih, dan kasih rating bintang lima kalau memang puas. Gampang sih, tapi buat mereka itu bisa berarti banget.

Dan kalau lo lagi ada rezeki lebih, nggak ada salahnya kasih tip kecil. Percaya deh, senyum mereka yang tulus itu priceless.

Ojek online itu bukan cuma soal transportasi. Ini soal perjuangan, solidaritas, dan bagaimana teknologi bisa membawa perubahan—baik atau buruk, tergantung kita semua.

Stay safe di jalanan, dan sampai ketemu di cerita blog gue berikutnya!

No comments:

Post a Comment